Pages

Selasa, 28 Februari 2012

Profesi Pendidikan

KOMPONEN-KOMPONEN KOMPETENSI PROFESIONAL

A.    PENGERTIAN KOMPETENSI PROFESIONAL
Kompetensi menunjukan kepada tindakan (kinerja) rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuannya secara memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat) yang diharapkan. Jadi kompetensi itu dapat dipandang sebagai pilar dari suatu profesi. Sedangkan profesional adalah berupa  kata  sifat  yang  mencirikan  sesuatu  pekerjaan  memiliki keahlian   spesifik   atau   memenuhi   persyaratan   khusus   sesuai   dengan   yang   dituntut   oleh profesi yang bersangkutan. Dalam hal ini akan dibahas mengenai kompetensi professional sebagai seorang pendidik atau guru.
Dari pengertian kompetensi dan profesional di atas dapat diartikan bahwa kompetensi profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan PBM dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar(Sudarwan Danim.2002).

B.    KOMPONEN-KOMPONEN PROFESIONAL
Beberapa komponen kompetensi profesional guru adalah berikut ini.
1.    Penguasaan Bahan Pelajaran Beserta konsep-konsep.
Kompetensi pertama yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah penguasaan bidang studi. Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk keterampilan mengajar. Ada dua hal dalam mengusasai bahan bidang studi yaitu:
-    Menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah
-    Menguasai bahan pendalaman / aplikasi bidang studi
(Djam’an Satori.2008)
2.    Pengelolaan Program Belajar-Mengajar
Kemampuan mengelola program belajar mengajar mencakup kemampuan merumuskan tujuan instruksional , kemampuan mengenal dan menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat, kemampuan melaksanakan program belajar mengajar kemampuan mengenal potensi (entry behavior) peserta didik serta kemampuan merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.
Secara rinci, menurut Sciever (1991): kemampuan mengelola program belajar mengajar dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1)    Merumuskan tujuan instruksional
-    Mengkaji kurikulum bidang studi
-    Mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan instruksional
-    Mempelajari tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan
-    Merumuskan tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan
2)    Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar
Kemampuan ini dapat dilakukan dengan cara :
-    Mempelajari macam-macam metode mengajar
-    Menggunakan macam-macam metode mengajar
3)    Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat
-    Mempelajari kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar
-    Menggunakan kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar
-    Merencanakan program pelajaran
-    Menyusun satuan pelajaran
4)    Melaksanakan program belajar mengajar
-    Mempelajari fungsi dan peran guru-guru dalam proses belajar mengajar
-    Menggunakan alat bantu belajar mengajar
-    Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
-    Memonitor proses belajar peserta didik, serta
-    Menyesuaikan rencana program pengajaran dan situasi kelas.
5)    Menganal kemampuan (entry behavior) anak didik
-    Mempelajari tingkat perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar
-    Mempelajari prosedur dan teknik untuk mengidentifikasi kemampuan peserta didik
-    Menggunakan prosedur dan teknik untuk mengidentifikasi kemampuan peserta didik.
6)    Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial
-    Mempelajari faktor- faktor penyebab kesulitan belajar
-    Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik
-    Menyusun rencana pengajaran remedial
-    Melaksanakan pengajaran remedial
(Djam’an Satori.2008).
3.    Pengelolaan kelas.
Peran guru sangat besar dalam pengelolaan kelas karena guru sebagai penanggung jawab kegiatan belajar-mengajar di kelas. Guru harus penuh inisiatif dan kreatif dalam mengelola kelas karena gurulah yang mengetahui secara pasti situasi dan kondisi kelas terutama keadaan siswa dengan segala latar belakangnya.
Dalam kaitannya dengan tugas pengelolaan kelas, ada beberapa peran guru yang harus dilakukan sebagai berikut :
-    Peran sebagai pengajar/instruksional
Peran ini mewajibkan guru menyampaikan sejumlah materi pelajaran sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran, yang berupa informasi, fakta serta tugas dan keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa.
-    Peran sebagai pendidik/educational
Dalam hal ini peran guru dalam pembentukan sikap, mental, dan watak sangat dominan. Dengan demikian sistem “guru kelas “ sangat sesuai karena secara psikologis, siswa memerlukan guru di sekolah sebagai pengganti orang tuanya. Oleh sebab itu guru harus memperhatikan siswa terutama sikap, tingkah laku, ketertiban, dan kedisiplinannya. Di samping itu, guru juga harus memperhatikan kebiasaan-kebiasaan dan kelainan-kelainan, kekhususan, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing siswa.
-    Peran sebagai pemimpin/manajerial
Guru adalah pemimpin dan penanggung jawab di kelasnya. Oleh karena itu, yang terjadi di kelas dan berkaitan dengan siswa secara langsung atau tidak langsung menjadi tanggung jawab guru kelas(Zainal Aqib.2002).
Kemampuan ini menggambarkan keterampilan guru dalam merancang, menata dan mengatur sumber-sumber belajar, agar tercapai suasana pengajaran yang efektif dan efisien(Djam’an Satori.2008)
4.    Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar.
Kemampuan ini pada dasarnya merupakan kemampuan menciptakan kondisi belajar yang merangsang agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efesien.
Ada lima jenis kemampuan memahami media dan sumber belajar, menurut Cece Wijaya (1994) yaitu :
-    Mengenal, memilih dan menggunakan media
-    Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana
-    Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar-mengajar
-    Khusus untuk guru IPA dapat mengembangkan laboratorium.
-    Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar
5.    Penguasaan landasan-landasan kependidikan.
Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan berkaitan dengan kegiatan sebagai berikut:
1.    Mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran dengan sudut tinjauan sosiologis, filosofis, historis dan psikologis.
2.    Mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial yang secara potensial dapat memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbal balik antarsekolah dan masyarakat.
3.    Mengenal karakteristik peserta didik baik secara fisik maupun psikologis
6.    Kemampuan menilai prestasi belajar-mengajar.
Guru dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan pengembangan. Guru sebagai penilai harus objektif dan komprehensif. Sebagai evaluator guru berkewajiban mengawasi, memantau proses pembelajaran peserta didik dan hasil belajar yang dicapainya. Dengan mengetahui kesalahan-kesalahan atau kekurangan –kekurangan, perbaikan dan pencarian solusi yang tepat dapat ditemukan dengan mudah (Akdon.2009).
Dalam setiap pekerjaan evaluasi ada tiga sasaran yang hendak dicapai, yaitu:
-    Prestasi berupa pernyataan dalam bentuk angka dan nilai tingkah laku
-    Prestasi mengajar berupa pernyataan lingkungan yang mengamatinya melalui penghargaan atas prestasi yang dicapainya.
-    Keunggulan program yang dibuat guru, karena relevan dengan kebutuhan peserta didik dan lingkungannya(Djam’an Satori.2008)
7.    Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah.
Disamping melaksanakan proses belajar mengajar, diharapkan guru membantu kepala sekolah dalam menghadapi berbagai kegiatan pendidikan lainnya yang digariskan dalam kurikulum, guru perlu memahami pula prinsip-prinsip dasar tentang organisasi dan pengelolaan sekolah, Bimbingan dan penyuluhan termasuk bimbingan karier, program kokurikuler, dan ekstrakurikuler, perpustakaan sekolah serta hal-hal yang terkait.

8.    Menguasai metode berpikir.
Metode dan pendekatan setiap bidang studi berbeda-beda. Menurut Reynold (1990) metode dan pendekatan berpikir keilmuan bermuara pada titik tumpu yang sama. Oleh karena itu, untuk dapat menguasai metode dan pendekatan bidang-bidang studi, guru harus menguasai metode berpikir ilmiah secara umum.
9.    Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi profesional.
Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru harus terus menerus mengembangkan dirinya agar wawasannya menjadi luas sehingga dapat mengikuti perubahan dan perkembangan profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut(Djam’an Satori.2008).
Membuat karya tulis ilmiah (KTI) merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam pengembangan profesinya. Dengan membuat KTI potensi yang ada dalam diri guru akan dapat lebih dioptimalkan(Akdon.2009)
10.    Memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penemuan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Bimbingan ini bertujuan untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan karier sesuai dengan tutuntutan lingkungan.
Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan, berpusat pada individu yang dibimbing, dimulai dengan identifikasi kebutuhan siswa, fleksibel, dijamin kerahasiaannya, mengikutsertakan orang tua, serta diberikan secara berkelanjutan.
Adapun teknik bimbingan atau teknik memahami siswa meliputi wawancara, observasi, angket, sosiometri, pemeriksaan fisik dan kesehatan, tes hasil belajar, tes psikologi, biografi, studi dokumenter, dan studi kasus(Zainal Aqib.2002)
11.    Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan.
Penelitian bertujuan menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Dewasa ini keterpaduan antara pengetahuan, penelitian, dan kebijakan sangat erat. Sehingga tidak mungkin untuk memisahkannya.
Fungsi penelitian diantaranya adalah mengadakan deskripsi atau menggambarkan secara jelas dan cermat hal-hal yang menjadi masalah(Zainal Aqib.2002).
12.    Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
Dalam rangka memperbaiki proses dan hasil belajar siswa, penelitian dilakukan oleh para guru diantaranya penelitian tindakan kelas(classroom action research) dan penelitian tindakan sekolah (school action research). Hal itu tentu saja akan memperbaiki proses dan hasil belajar siswa. Hal ini dilakukan karena guru dituntut untuk pengembangan profesi.
Perkembangan ilmu dan teknologi sangat dipengaruhi oleh hasil-hasil penelitian. Penelitian sederhana yang dilakukan olah guru itu mencakup pengamatan kelas pada waktu mengajar, mengidentifikasi faktor-faktor khusus yang mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar dan mempengaruhi hasil belajar, menganalisis alat penilaian untuk mengembangkannya secara lebih efektif.
13.    Mampu memahami karakteristik peserta didik.
Setiap individu memiliki cirri, sifat bawaan (heredity), dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan sekitarnya. Karakteristik pribadi yang dibawa ke sekolah terbentuk dari pengaruh lingkungan . Hal ini berpengaruh sangat besar terhadap keberhasilan atau kegagalannya di sekolah.
Guru dituntut memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang cirri-ciri dan perkembangan peserta didik, lalu menyesuaikan bahan yang akan diajarkan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pemahaman yang dimaksud mencakup pemahaman tentang kepribadian murid serta faktor-foktor yang mempengaruhi perkembangan, perbedaan individual dikalangan peserta didik, kebutuhan, motivasi dan kesehatan mental peserta didik, tugas-tugas perkembangan yang perlu dipenuhi pada tingkat-tingkat usia tertentu, serta fase-fase perkambangan yang dialami mereka(Erning Fatimah.2006).
14.    Mampu menyelenggarakan Administrasi Sekolah
Di samping kegiatan akademis, guru harus mampu menyelenggarakan administrasi sekolah, menurut Ary Gumawan guru diharapkan:
-    Mengenal secara baik pengadministrasian kegiatan sekolah
-    Membantu dalam melaksanakan kegiatan administrasi sekolah
-    Mengatasi kelangkaan sumber belajar bagi dirinya dan bagi sekolah
-    Membimbing peserta didik merawat alat-alat pelajaran dan sumber belajar secara tepat.
Untuk lebih memahami penyelenggaraan administrasi sekolah, guru dapat melakukan kegiatan-kegiatan, antara lain :
-    Mempelajari struktur organisasi dan administrasi persekolahan
-    Mempelajari fungsi dan tanggung jawab administrasi guru, kepala sekolah, dan kantor-kantor dinas pendidikan
-    Mempelajari peraturan-peraturan kepegawaian pada umumnya dan peraturan kepegawaian guru pada khususnya.
-    Menyelenggarakan administrasi sekolah
-    Mempelajari prinsip-prinsip dan prosedur-prosedur pengelolaan program akademik.



15.    Memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan
Seorang guru diharapkan berperan sebagai innovator atau agen perubahan maka guru perlu memiliki wawasan yang memadai menganai berbagai inovasi dan teknologi pendidikan yang pernah da mungkin dikembangkan pada jenjang pendidikan
Inovasi mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru. Dalam kaitannya dengan kebijakan tentang pendidik dan tenaga kependidikan inovasi yang kita perlukan adalah dalam hal berikut :
-    Inovasi proses pembelajaran di sekolah
Hal ini sangat diperlukan agar guru dapat lebih efektif dalam membelajarkan siswanya. Inovasi ini tidaklah selalu dalam bentuk pemanfaatan ICT dalam pembelajarannya, tetapi dapat menggunakan sumber daya yang ada di sekitar untuk mendukung proses pembelajaran.
-    Inovasi  sarana pembelajaran di sekolah
Berkaitan dengan proses pembelajaran, guru juga didorong untuk melakukan inovasi dalam pembuatan sarana pembelajaran. Apabila dapat diperkenalkan jenis sarana inovatif yang dapat dilakukan guru, hal ini sangat membantu upaya peningkatan mutu pembelajaran.
-    Inovasi pengelolaan sekolah
Saat ini, model pengelolaan sekolah cenderung mengikuti pengelolaan birokrasi perkantoran. Untuk itu, program rintisan tentang jenis inivasi yang dapat dilakukan dalam pengelolaan sekolah akan sangat membantu para kepala satuan pendidikan untuk mewujudkan system pengelolaan yang handal dan berkualitas.
-    Inovasi supervisi yang dilakukan oleh pengawas sekolah
Hal ini menjad sangat penting ditengah-tengah pesimisnya harapan guru terhadap peran pengawas sekolah/penilik. Adanya model supervise baru yang mampu mendorong kinerja guru dengan pola kemitraan atau pola lain hasil inovasi, diyakini akan membantu peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, sekaligus meningkatkan mutu sekolah.
-    Inovasi sistem pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan
Adanya berbagai masalah tentang penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang professional, distribusi yang merata, informasi yang kurang lancar, tumpang tindih antara satu program dan program lainnya, menuntut dilakukan inovasi dalam system pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan. Adanya inovasi ini, diharapkan dapat memperoleh system pengelolaan yang akuntabel dalam rangka mewujudkan good govermance dan pencitraan (Akdon.2009). 
16.    Berani mengambil keputusan
Guru harus memiliki kemampuan mengambil keputusan pendidikan agar ia tidak terombang-ambing dalam ketidakpastian. Semua tindakannya akan memberikan dampak tersendiri bagi peserta didik sehingga apabila guru tidak berani mengambil tindakan kependidikan, siswa akan menjadi korban kebimbangan.
17.    Memahami kurikulum dan perkembangannya.
Salah satu tugas guru adalah melaksanakan kurikuum dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu guru perlu memahami konsep-konsep dasar dan langkah-langkah pokok dalam pengembangan kurikulum.
18.    Mampu bekerja berencana dan terprogram
Guru dituntut untuk dapat bekerja teratur, tahap demi tahap tanpa menghilangkan kreativitasnya. Rencana dan program tersebut akan menjadi pola kerja guru sehinga tahap pencapaian pendidikan dapat dinilai dan dijadikan umpan balik bagi kelanjutan peningkatan tahap pendidikan. Keteraturan dan keterlibatan cara kerja inipun akan memberikan warna dalam proses pendidikan atau proses belajar mengajar. Dengan urutan pekerjan yang jelas, guru diharapkan dapat disiplin dalam bertindak, berpakaian dan berkarya.


19.    Mampu menggunakan waktu secara tepat
Makna tepat waktu di sini bukan hanya sekedar masuk dan keluar tepat pada waktunya, melainkan guru juga  harus pandai membuat program kegiatan dengan durasi dan frekuensi yang tepat sehingga tidak membosankan. Karakteristik ini juga hanya dapat dipakai melalui praktik pembinaan yang cukup banyak dan pengetahuan yang baik hanya sebatas pengetahuan yang akan disajikan kepada guru(Djam’an Satori.2008).
Flower 61

2 komentar:

Imam mengatakan...

Ini bahan cocok buat ibu aq dirumah yang mau sertifikasi guru tentunya mengembangkan profesionalismenya..

Hem..
Ikutan program Ay0 BloGgiNg aja yuk untuk ngeblog lebih bermanfaat bisa sekalian diskusi dan share. bisa di cek disini

http://tempat-bersinggah.blogspot.com/2012/02/ay0-blogging.html

Nah, kalau kurang tertarik gak apa, yang penting followback blog aqu ya, coz aqu juga udah follow blog ini.

ditunggu ya partisipasinya..

Amalia Medina mengatakan...

sipp..:)
sukses ya buat ibunya yg mau sertifikasi..

Posting Komentar